Ditulis oleh Putri Najma Rizkiyah
27-28 Oktober 2022
Jakarta Creative Hub, Muara Angke, Kampung Akuarium
Diselenggarakan oleh Housing Lab dan Rujak Center for Urban Studies


Perencanaan Bersama adalah proses perumusan masalah, beserta strategi penyelesaian dan solusinya, dengan menyertakan peran, suara dan aspirasi aktif dari seluruh pihak yang berkepentingan dan terdampak, serta menempatkan setiap hak yang terlibat dengan setara. Sebagai tujuan untuk mengambil keputusan yang mendasar dan menyangkut harkat hidup orang banyak atau komunitas, dalam pemenuhan hak atas hunian layak. Dengan melakukan (1) analisis masalah pada permukiman kumuh untuk merumuskan akar masalah dan potensi dalam komunitas di sebuah wilayah secara spasial maupun non spasial dengan menggunakan alat pemetaan berupa: formulir survey, kertas karton, alat tulis, dinding rumah warga, kalender, kardus bekas dan tanah pasir; (2) melakukan analisis tujuan yang dilakukan melalui Teknik Analisis berbasis visi; (3)analisis keragaman solusi dalam mengevaluasi tiap kemungkinan atau pilihan langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan perencanaan yaitu membangun dan mempertahankan kampung Muara angke Blok Eceng dan Blok Limbah ikan dalam pendanaan, status lahan, penataan, pembangunan, dan pengelolaan; (4)analisis terhadap pihak terkait atau Teknik hirarki relasi yang digunakan untuk menggambarkan hubungan tertentu, sekaligus memetakan hubungan kuasa antar peran; (5)menyususn matriks perencanaan program yang berupa kondisi yang hendak dicapai yang disertai dengan prinsip fasilitas/solusi yang dapat dicapai; sampai (6)Menyusun rencana kegiatan dan kerangka pemantauan yang akan menjadi parameter hasil proses perencanaan dan desain yang dapat dievaluasi secara berkala dan menyeluruh. Tour kampung yang telah dilaksanakan pada Jumat, 28 Oktober 2022, melalui analisa kegiatan masyarakat dan keadaan kampung dapat terlihat bahwa permasalah pada kampung yang berada dipinggir laut adalah daratan yang melewati batas tanggul (bangunan), tanggul juga sudah tertutup oleh urukan tanah sehingga tanah atau jalan sudah setara dengan air laut, serta pembangunan rumah tinggal dibawah jalur sutet. Melalui bimbingan beberapa arsitek komunitas seperti Rujak dan sejenisnya, dibuatlah sebuah solusi dimana kampung tersebut akan tetap ada walaupun mengalami pergusuran disebagian Kawasan perkampungan, sehingga solusi yang terbentuk dan tercinpta atas dasar visi warga kampung untuk kampung mereka.

Kampung Muara Angke tepatnya diBlok Eceng dan Blok Limbah Ikan yang berada di pinggir pantai. Kawasan mereka terancam akan adanya pergusuran oleh pemerintah DKI Jakarta, dan diduga akan tenggelam akibat penurunan tanah yang terjadi di kampung tersebut. Maka dari itu, pemerintah akan melakukan pergusuran untuk memperluas daerah waduk. Mengetahui adanya pergusuran, warga kampung blok eceng dan blok limbah ikan membentuk sebuah koperasi dibimbing langsung oleh komunitas arsitek, perencanaan kota dan sejenisnya, guna mempertahakan kampung mereka. Selain pembentukan koperasi untuk mempertahankan kampung mereka, Konsolidasi tanah adalah solusi lainnya yang akan dilaksanakan, guna membangun dan membentuk perkampungan dikawasan lain yang lebih aman sebagai tempat hunian, perkampungan Muara angke blok eceng dan blok limbah ikan juga akan tetap ada, masyarakat sekitar tidak akan kehilangan pekerjaan mereka sebagai nelayan maupun sebagai pengolah limbah ikan, bertambahnya tempat wisata yang lebih layak dan modern, dan dari semua itu Kampung Susun akan terbangun melalui aspirasi rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">HTML</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

Translate »